Pulau bali memang terkenal dengan julukan “pulau seribu pura”. Seolah menguatkan dari sebutan pulau Bali. Di Nusa Penida pun dari timur sampai barat dan dari selatan sampai utara dikelilingi banyak pura untuk spiritual tirta yatra. Salah satu pura yang ada di Nusa Penida yaitu pura Batu Medawu. Pura yang terletak di Semenanjung timur itu, salah satu pura terbesar di Nusa Penida.
Pura Medawu ini terkenal dengan sejarahnya dan konsep tata ruang yang sangat unik. Untuk lebih jelasnya mengenai pura terbesar di Nusa Penida. Berikut ini beberapa informasi mengenai tentang keunikan dan sejarah dari pura Batu Medawu.
Nusa Penida
Nusa Penida adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah tenggara Bali, yang dipisahkan oleh Selat Badung. Di Nusa Penida ini terdapat banyak pura-pura untuk spiritual tirta yatra atau sembahyang buat para umat hindu. Di sini juga terdapat pura yang sangat besar yaitu pura Batu Medawu. Pura tersebut adalah salah satu pura terbesar yang ada di pulau ini.
Tentang Pura Medawu
Pura batu ini merupakan salah satu pura terbesar yang ada di Nusa Penida, Bali. Di Nusa Penida ini ada tiga pura Tri Purusa, salah satunya adalah pura Sad Kahyangan. Tri Purusa merupakan tiga pura utama yang ada di Nusa Penida, di antaranya Pura Dalem Ped, Puncak Mundi dan Batu Medawu. Ketiga pura tersebut di percaya sebagai asal mula pura dan peradaban budaya dari masyarakat Nusa Penida.
Sejarah dari Pura Medawu
Nama dari pura batu Medawu ini bersal dari kata perahu medah batu yang artinya perahu yang membelah batu. Mulanya dari cerita I Renggan salah satu cucu ukuh Jumpangan yang ingin menguasai Bali dengan menggunakan perahu saktinya. Kemudian I Renggan diyakini bisa membuat daratan yang dilewati perahu tersebut menjadi lautan lepas.
Akan tetapi, karena Bhataea Toh Langkir mengetahui keinginannya, membuat I Renggan tidak bisa lagi mengendalikan perahu perahu tersebut. Perahu itu kemudian terdampar di Manggis Karangasem dan menabrak salah satu pulau yang ada di sana. Sehingga pulau tersebut terbelah menjadi pulau-pulau kecil di sekitar Padang Bali.
Karena kegagalannya, I Renggan kembali lagi ke tiur Pulau Nusa penida. Saat ingin menaiki perahunya, tiba-tiba perahu tersebut tidak terkendali melewati pantai dan membelah gundukan batu. Kemudian bekas perahu dari I Renggan pun dibuat menjadi salah satu tempat pemujaan, yang sekarang terkenal dengan nama pura Batu Medawu.
Yang memperkuat dari cerita ini, karena ada simbolisasi berupa bangunan yang mirip ekor perahu di pura batu. Tepatnya simbol tersebut di pura Segaranya.
Pura Yang Berkonsep Tata Ruang Negara Gunung
Pura batu ini mempunyai bentuk/ konsep nyegara gunung. Artinya perpaduan daratan dengan lautan dalam satu keindahan, dengan tujuan sebagai symbol harmonisasi akan semesta. Pengunjung/ pemedak yang datang kesini biasanya melakukan tiga kali sembahyang.
Masing-masing yaitu di Pura Segara, Pura Taman, dan terakhir di Pura Penataan. Biasanya buat umat hindu saat Piodalan dilakukan enam bulan sekali pada budha kliwon wuku Pahang. Pura ini di puja-puja dan di empon oleh hampir separuh adat.
Fungsi dari Pura Medawu
Fungsi dari pura batu ini adalah sebagai tempat suci yang beragama hindu untuk berdoa dan sembahyang. Pura batu ini dibangun di dekat Hyang Widhi, bertujuan agar mendapatkan kebijaksanaan dan berkatNya. Biasanya di pura ini menjadi tempat buat umat hindhu untuk pemujaan dan memohon kebijaksanaan.
Lokasi
Pura ini terletak di semenanjung timur Nusa Penida. Tepatnya di Desa Suana, Kecamatan Penida, Kabupaten Klungkung, Bali.